Selasa, 24 Februari 2015

Meet Noah Again



“ Sassy bisakah kamu bantu Mommy di sini  ?”
“ Ya, sure ! “
            Sassy duduk di samping Mommynya dan membantu mengeluarkan barang-barang dari dalam kardus, beberapa album lama menarik perhatiannya, Ia membukanya dan tersenyum sendiri. Photo almarhum Daddynya yang membuatnya terkenang, photo kedua adik kembarnya yang membuatnya gemas, Photo Mommy yang cantik sejak remaja, Photo-photo lamanya dan seorang anak laki-laki yang sedang mencium bibirnya.
“ Ya Tuhan ! “
            Sassy berseru sehingga Mommy meliriknya.
“ Oh, Noah ! Dulu saat kamu masih kecil kamu selalu bilang i will be Noah wifes when i was grown up dengan aksenmu yang aneh. Kamu tentu sudah tidak ingat, saat itu kamu masih kecil sekali. “
            Kata Mommy sambil beranjak.
            Sassy tentu tak pernah melupakan Noah, bahkan photo itu meretakkan kembali memori dalam neuronnya. Ia mengenang kembali saat Daddy menyimpan tangan mungilnya di atas tangan Noah dan menyuruh mereka bermain bersama.
            Meski Noah selalu asyik sendiri tak pernah menghiraukannya, Sassy selalu memanggil nama Noah.
            Saat berusia 5 tahun Sassy memberitahu Noah bahwa ia adalah putri salju, dan Noah adalah pangeran yang datang untuk menyelamatkannya. Saat Noah tampak bosan dengan mainan kayunya, Sassy menghampirinya dan mencium bibirnya.
            Mereka tersenyum bersama, memori itu seperti bayang-bayang tapi begitu jelas. Itu bukanlah mimpi, namun rasanya benar-benar samar, bagaimana seorang balita di usia yang mungkin tak terpetakan di memorinya untuk mengingat jangka panjang bisa menyukai seseorang.
            Sassy jadi ingat, saat Mahone, salah satu dari adik kembarnya, berusia 2 tahun. Ia pernah menyukai seorang anak perempuan, berusia 4 tahun. Setiap kali anak perempuan itu datang ke rumah, ia menawarkan semua mainan miliknya untuk anak itu dan menangis saat anak perempuan itu tampak lebih tertarik bermain dengan Rowi, adiknya yang lain. Tapi anehnya saat mereka menginjak usia 5 tahun, mereka tampak tak ingat hal itu pernah mereka alami. Bahkan mungkin mereka sudah tak tahu lagi bahwa anak perempuan itu pernah ada. Hal inilah yang berusaha aku jelaskan, hal aneh tentang ingatan.     Mungkin hanya Lucy yang bisa mengingat semua hal itu.
            Ia mengingat Noah, tapi bagaimana mungkin ia mengingat hal apa yang membuat ia menyukai Noah saat mereka kecil dulu. Apa yang ia rasakan !? Apakah anak kecil berusia belum genap 5 tahun benar-benar bisa merasakan cemburu ?
“ Aku duluan ! “                      
“ Aku ! “
            Suara-suara kecil yang nyaring itu membuat sebuah gial kebahagian di otak Sassy bergerak. Ia langsung bepaling dari album-album di depannya, dan menyambut kedua adik kembarnya pulang dari sekolah.
            Mereka sangat suka berlomba, Mahone dan Rowi adalah kembar identik paling sulit di bedakan, tapi bagi Sassy mereka selalu berbeda. Rowi yang selalu tersenyum manis dan Mahone yang selalu membuka mulutnya lebar-lebar saat memanggilnya, mereka sedang berlomba-lomba untuk memeluk Sassy.
“ KAKA !!! “
            Teriak keduanya, sehingga saat Mommy menghampiri mereka sambil berlari-lari, hanya bisa mengeleng-gelengkan kepalanya di ambang pintu.
“ Kaka, aku sampe duluan !? “
            Kata Mahone sambil menggelayuti pundak Sassy,
“ Kaka,, aku tadi yang duluan ! “
“ Aku, “
“ Aku, “
“ Aku. “
            Mereka baru saja masuk TK, setelah selesai menjadi  preschoolers, dan menghabiskan masa toddler saat berusia 2,5 tahun mereka jadi amat suka berbicara. Sassy ingat saat ia mengajari kedua adiknya itu untuk menyebut kata Kaka, 4 tahun yang lalu, suara itu tampak seperti sebuah anugrah, Kaka adalah kata ketiga yang keluar dari mulut mereka. Ia tak pernah mendengar sebuah kata yang membuatnya merasa begitu terharu selain satu kata Kaka itu. tapi sungguh anugrah itu kini adalah semacam keributan yang menyenangkan di rumahnya, mereka selalu amat suka berbicara, seolah semua kata yang keluar dari mulut mereka adalah sebuah kebanggaan.
***
            Sebuah hari dengan piringan hitam Andrea Bocelli kesukaan Ayah, Noah datang dan berlari mengampiri jendela yang menghadap taman belakang rumahnya, sehingga Sassy dengan riang menghampinya.
“ Apakah itu hutan ? “
“ Hutan !? “
“ Banyak sekali pohon ! “
            Kata Noah tanpa memandang Sassy.
“ Apa ada peri di sana ? “
            Noah memandangnya heran.
“ Tidak ada peri di hutan ! Di sana tempat hidup singa, gajah, panther, mereka akan menerkam dan memakanmu ! “
            Kata Noah serius.
            Sassy memandangnya heran
“ Gajah tidak makan orang ! “
            Kata Sassy kemudian dan menatap keluar kembali.
            Noah tertawa
“ Gajah tidak makan orang, tapi ia suka menginjak-injak orang seperti semut, begini ! “
            Kata Noah bangkit sambil mempergakan hentakan kaki gajah  dengan kakinya.
“ WHAM, WHAM !! “
            Katanya, sehingga Sassy tertawa di buatnya.
“ Noah ! “
            Suara tante Mer, memberikan senyuman pada mereka.
            Sassy ingat, itu adalah senyum tercantik yang pernah di lihatnya, meski tak ingat lagi bagaimana garis-garis senyum itu terbentuk.
            16 tahun lalu berlalu, setelah Sassy menangis saat Noah melambaikan tangannya dari balik kaca BMW 320i, tahun itu adalah tahun terburuk untuk masyarakat indonesia. Ayah Noah sangat khawatir untuk tetap berada di Indonesia, sehingga membawa seluruh keluarganya meninggalkan Indonesia untuk kembali ke negara asalnya Singapura. Ayah Sassy berhenti jadi Jurnalis karena Mommy sangat khawatir, keluarganya benar-benar bersembunyi dari dunia luar saat itu.
            Setiap malam mimpi buruk datang, dari kejauhan suara sirine membangunkan Sassy hingga berteriak-teriak ketakutan. Mommy datang memeluknya, Ayah membiarkan lampu kamar Sassy sedikit terang, meski hanya terang temaram Sassy sedikit tenang di buatnya.
***
“ Sassy, Ulang Tahun David mau kasih kado apa ? “
“ Ssst ! “
            Sassy mengisyaratkan Mitha agar tak terlalu berisik di kampus.
            Mata kuliah pertama telah usai, setelah menunggu Mitha yang agak molor jam kuliahnya, akhirnya mereka bertemu.
“ Ko lama sih ? “
             Tanya Sassy mengawali kembali.
“ Iya, biasa Pak Genta ! Tugas lagi, tugas lagi ! “
“ Oh ! “
“ Oya, gimana ? “
“ Tar aja di kantin ngomongnya ! “
            Kata Sassy meminta Mitha untuk bersabar.
            David adalah sepupu Mitha yang tinggal di Bandung, setelah mengetahui David putus dari pacarnya, Mitha langsung dengan sigap menjodohkan David pada Sassy.
            Saat Sassy bertemu David, sungguh aneh rasanya ketika David berkata, bahwa ia telah lama mencari Sassy. 2 tahun yang lalu saat Band milik David tampil di acara pensi sekolah Sassy, David melihat Sassy di salah satu booth sedang menontonnya, namun saat David selesai manggung, ia malah tak dapat menemukan Sassy di manapun. Berbeda dengan Sassy yang tak mengingatnya sama sekali.
            David sangat perhatian pada Sassy, sudah beberapa kali David mengungkapkan perasaannya pada Sassy, namun Sassy belum memberikan respon lebih. Sebentar lagi adalah ulang tahun David, sebelumnya David juga berkata untuk meminta jawaban Sassy atas perasaannya paling lambat sampai hari ulang tahunnya. Selama beberapa bulan David terus bersabar pada perasaannya yang belum juga di gubris Sassy.
***
            Minggu ini Mommy pergi ke kota Batu untuk berziarah ke makam Ayah. Sangat di sayangkan Sassy tak bisa ikut karena harus menjaga Mahone dan Rowi.
            Tanpa di rencanakan mereka pergi ke salah satu Mall untuk mencari hadiah ulang tahun David, karena permintaan Mitha yang mendadak.
“ Udah ambil aja ! Nanti ka Mitha yang bayar. “
            Kata Mitha mewarkan lolipop pada Mahone dan Rowi.
“ Engga Ka ! “
            Kata Mahone menolaknya dengan tegas.
“ Kenapa ? “
“ Aku sudah berjanji pada Mommy untuk tidak makan permen sebelum Mommy kembali. “
            Kata Mahone menjelaskan sehingga kontras Mitha langsung tertawa karenanya.
“ Aku saja Kak ! Aku saja Kak Mitha ! Aku mau makan permen ! Aku mau ! “
            Pinta Rowi sambil melompat-lompat sedangkan Mahone langsung memberengut.
“ Kamu tidak boleh ! Nanti Mommy kecewa ! “
“ Aku mau ! “
            Kata Rowi mendorong pundak Mahone perlahan.
“ Kita Prince, harus tepati janji ! “
“ Aku tidak berjanji ! “
“ Kamu berjanji bersamaku kemarin. “
            Kata Mahone dengan suara sedikit keras.
“ Pangeran Phillip yang pemberani tak pernah melanggar janji. “
“ Aku Jack Frost sekarang ! “
“ Tidak, kamu Prince Phillip dan aku adalah Prince Florian !
            Beberapa orang yang melintas tampak menahan tawa mereka mendengar kedua anak yang seperti bayangan dalam cermin tampak berdebat
“ Ssst ! “
            Sassy meminta keduanya untuk tenang.
“ Aku benci pada Rowi ! “
            Kata Mahone berlari dengan marah.
            Mahone dan Rowi meski sering berkompetisi, tapi mereka jarang berkelahi. Sassy berlari mengejar Mahone sampai Mahone menabrak seorang cowok bermata hijau terang, dengan rambut kecoklatan, yang membuat Sassy terpaku seketika.
“ Are you okey ? “
            Mahone mengangguk.
“ Kenapa bisa sampai disini ? “
            Kata Sassy kikuk, saat mereka sudah saling menahan keterkejutan
            Cowok itu tersenyum sambil memegangi lehernya
“ Ah,  Aku bersama Oma. Apakah ini salah satu adik kembarmu ? “
            Katanya sambil tersenyum langsung pada Mahone yang masih kagum.
“ Kamu tahu !?”
“ Mami masih sering cerita tentang kalian, maaf soal Papamu !”
            Sassy tertunduk tak percaya
“ Sudah lama ! “
“ Ya ! “
“ Bekunjung !? “
“ Ya ! pertama kalinya setelah sekian lama ! “
            Kata cowok itu sambil tersenyum.
            Mahone terperangah antara Sassy dengan Cowok jangkung itu bergantian.
“ Sassy... “
            Panggil Mitha mendekat sambil menuntun Rowi yang sedang mengulum lolipop
            Sassy tampak salah tingkah
“ Umm, siapa ? “
            Tanya Mitha menyenggol Sassy.
            Sassy dengan kontras menatap Mitha seketika
            Mitha tampak salah tingkah
“ Ah ! “
            Kata Sassy, menyadari hening di antara mereka.
“ Noah ! “
            Kata Sassy melontarkannya tiba-tiba.
“ Ouh,,, maksudku ! Noah, ini Mitha ! Dan Mitha ini Noah ! “
            Mereka berjabatan, dan Sassy menjadi agak pathetic, ekspresinya gelisah.
“ Arthur ! “
            Sahut Mahone, mengingat photo yang pernah di lihatnya.
“ HA ! Arthur ! “
            Rowi menanggapi sambil terperangah.
            Noah hanya tersenyum memandang keduanya.