“ Sassy bisakah kamu bantu Mommy di sini ?”
“ Ya, sure ! “
Sassy
duduk di samping Mommynya dan membantu mengeluarkan barang-barang dari dalam
kardus, beberapa album lama menarik perhatiannya, Ia membukanya dan tersenyum
sendiri. Photo almarhum Daddynya yang membuatnya terkenang, photo kedua adik
kembarnya yang membuatnya gemas, Photo Mommy yang cantik sejak remaja,
Photo-photo lamanya dan seorang anak laki-laki yang sedang mencium bibirnya.
“ Ya Tuhan ! “
Sassy
berseru sehingga Mommy meliriknya.
“ Oh, Noah ! Dulu saat kamu masih kecil kamu selalu
bilang i will be Noah wifes when i was grown up dengan aksenmu yang aneh. Kamu
tentu sudah tidak ingat, saat itu kamu masih kecil sekali. “
Kata
Mommy sambil beranjak.
Sassy
tentu tak pernah melupakan Noah, bahkan photo itu meretakkan kembali memori
dalam neuronnya. Ia mengenang kembali saat Daddy menyimpan tangan mungilnya di
atas tangan Noah dan menyuruh mereka bermain bersama.
Meski
Noah selalu asyik sendiri tak pernah menghiraukannya, Sassy selalu memanggil
nama Noah.
Saat
berusia 5 tahun Sassy memberitahu Noah bahwa ia adalah putri salju, dan Noah
adalah pangeran yang datang untuk menyelamatkannya. Saat Noah tampak bosan
dengan mainan kayunya, Sassy menghampirinya dan mencium bibirnya.
Mereka
tersenyum bersama, memori itu seperti bayang-bayang tapi begitu jelas. Itu
bukanlah mimpi, namun rasanya benar-benar samar, bagaimana seorang balita di
usia yang mungkin tak terpetakan di memorinya untuk mengingat jangka panjang
bisa menyukai seseorang.
Sassy
jadi ingat, saat Mahone, salah satu dari adik kembarnya, berusia 2 tahun. Ia
pernah menyukai seorang anak perempuan, berusia 4 tahun. Setiap kali anak perempuan
itu datang ke rumah, ia menawarkan semua mainan miliknya untuk anak itu dan menangis
saat anak perempuan itu tampak lebih tertarik bermain dengan Rowi, adiknya yang
lain. Tapi anehnya saat mereka menginjak usia 5 tahun, mereka tampak tak ingat
hal itu pernah mereka alami. Bahkan mungkin mereka sudah tak tahu lagi bahwa
anak perempuan itu pernah ada. Hal inilah yang berusaha aku jelaskan, hal aneh
tentang ingatan. Mungkin hanya Lucy yang bisa mengingat semua hal itu.
Ia
mengingat Noah, tapi bagaimana mungkin ia mengingat hal apa yang membuat ia
menyukai Noah saat mereka kecil dulu. Apa yang ia rasakan !? Apakah anak kecil
berusia belum genap 5 tahun benar-benar bisa merasakan cemburu ?
“ Aku duluan ! “
“ Aku ! “
Suara-suara
kecil yang nyaring itu membuat sebuah gial kebahagian di otak Sassy bergerak.
Ia langsung bepaling dari album-album di depannya, dan menyambut kedua adik
kembarnya pulang dari sekolah.
Mereka
sangat suka berlomba, Mahone dan Rowi adalah kembar identik paling sulit di
bedakan, tapi bagi Sassy mereka selalu berbeda. Rowi yang selalu tersenyum
manis dan Mahone yang selalu membuka mulutnya lebar-lebar saat memanggilnya,
mereka sedang berlomba-lomba untuk memeluk Sassy.
“ KAKA !!! “
Teriak
keduanya, sehingga saat Mommy menghampiri mereka sambil berlari-lari, hanya
bisa mengeleng-gelengkan kepalanya di ambang pintu.
“ Kaka, aku sampe duluan !? “
Kata
Mahone sambil menggelayuti pundak Sassy,
“ Kaka,, aku tadi yang duluan ! “
“ Aku, “
“ Aku, “
“ Aku. “
Mereka
baru saja masuk TK, setelah selesai menjadi
preschoolers, dan menghabiskan masa toddler saat berusia 2,5 tahun
mereka jadi amat suka berbicara. Sassy ingat saat ia mengajari kedua adiknya
itu untuk menyebut kata Kaka, 4 tahun yang lalu, suara itu tampak seperti
sebuah anugrah, Kaka adalah kata ketiga yang keluar dari mulut mereka. Ia tak
pernah mendengar sebuah kata yang membuatnya merasa begitu terharu selain satu
kata Kaka itu. tapi sungguh anugrah itu kini adalah semacam keributan yang
menyenangkan di rumahnya, mereka selalu amat suka berbicara, seolah semua kata
yang keluar dari mulut mereka adalah sebuah kebanggaan.
***
Sebuah
hari dengan piringan hitam Andrea Bocelli kesukaan Ayah, Noah datang dan
berlari mengampiri jendela yang menghadap taman belakang rumahnya, sehingga
Sassy dengan riang menghampinya.
“ Apakah itu hutan ? “
“ Hutan !? “
“ Banyak sekali pohon ! “
Kata
Noah tanpa memandang Sassy.
“ Apa ada peri di sana ? “
Noah
memandangnya heran.
“ Tidak ada peri di hutan ! Di sana tempat hidup
singa, gajah, panther, mereka akan menerkam dan memakanmu ! “
Kata
Noah serius.
Sassy
memandangnya heran
“ Gajah tidak makan orang ! “
Kata
Sassy kemudian dan menatap keluar kembali.
Noah
tertawa
“ Gajah tidak makan orang, tapi ia suka
menginjak-injak orang seperti semut, begini ! “
Kata
Noah bangkit sambil mempergakan hentakan kaki gajah dengan kakinya.
“ WHAM, WHAM !! “
Katanya,
sehingga Sassy tertawa di buatnya.
“ Noah ! “
Suara
tante Mer, memberikan senyuman pada mereka.
Sassy
ingat, itu adalah senyum tercantik yang pernah di lihatnya, meski tak ingat
lagi bagaimana garis-garis senyum itu terbentuk.
16
tahun lalu berlalu, setelah Sassy menangis saat Noah melambaikan tangannya dari
balik kaca BMW 320i, tahun itu adalah tahun terburuk untuk masyarakat
indonesia. Ayah Noah sangat khawatir untuk tetap berada di Indonesia, sehingga
membawa seluruh keluarganya meninggalkan Indonesia untuk kembali ke negara
asalnya Singapura. Ayah Sassy berhenti jadi Jurnalis karena Mommy sangat
khawatir, keluarganya benar-benar bersembunyi dari dunia luar saat itu.
Setiap
malam mimpi buruk datang, dari kejauhan suara sirine membangunkan Sassy hingga berteriak-teriak
ketakutan. Mommy datang memeluknya, Ayah membiarkan lampu kamar Sassy sedikit
terang, meski hanya terang temaram Sassy sedikit tenang di buatnya.
***
“ Sassy, Ulang Tahun David mau kasih kado apa ? “
“ Ssst ! “
Sassy
mengisyaratkan Mitha agar tak terlalu berisik di kampus.
Mata
kuliah pertama telah usai, setelah menunggu Mitha yang agak molor jam
kuliahnya, akhirnya mereka bertemu.
“ Ko lama sih ? “
Tanya Sassy mengawali kembali.
“ Iya, biasa Pak Genta ! Tugas lagi, tugas lagi ! “
“ Oh ! “
“ Oya, gimana ? “
“ Tar aja di kantin ngomongnya ! “
Kata
Sassy meminta Mitha untuk bersabar.
David
adalah sepupu Mitha yang tinggal di Bandung, setelah mengetahui David putus
dari pacarnya, Mitha langsung dengan sigap menjodohkan David pada Sassy.
Saat
Sassy bertemu David, sungguh aneh rasanya ketika David berkata, bahwa ia telah
lama mencari Sassy. 2 tahun yang lalu saat Band milik David tampil di acara
pensi sekolah Sassy, David melihat Sassy di salah satu booth sedang
menontonnya, namun saat David selesai manggung, ia malah tak dapat menemukan
Sassy di manapun. Berbeda dengan Sassy yang tak mengingatnya sama sekali.
David
sangat perhatian pada Sassy, sudah beberapa kali David mengungkapkan
perasaannya pada Sassy, namun Sassy belum memberikan respon lebih. Sebentar
lagi adalah ulang tahun David, sebelumnya David juga berkata untuk meminta
jawaban Sassy atas perasaannya paling lambat sampai hari ulang tahunnya. Selama
beberapa bulan David terus bersabar pada perasaannya yang belum juga di gubris
Sassy.
***
Minggu
ini Mommy pergi ke kota Batu untuk berziarah ke makam Ayah. Sangat di sayangkan
Sassy tak bisa ikut karena harus menjaga Mahone dan Rowi.
Tanpa
di rencanakan mereka pergi ke salah satu Mall untuk mencari hadiah ulang tahun David,
karena permintaan Mitha yang mendadak.
“ Udah ambil aja ! Nanti ka Mitha yang bayar. “
Kata
Mitha mewarkan lolipop pada Mahone dan Rowi.
“ Engga Ka ! “
Kata
Mahone menolaknya dengan tegas.
“ Kenapa ? “
“ Aku sudah berjanji pada Mommy untuk tidak makan
permen sebelum Mommy kembali. “
Kata
Mahone menjelaskan sehingga kontras Mitha langsung tertawa karenanya.
“ Aku saja Kak ! Aku saja Kak Mitha ! Aku mau makan
permen ! Aku mau ! “
Pinta
Rowi sambil melompat-lompat sedangkan Mahone langsung memberengut.
“ Kamu tidak boleh ! Nanti Mommy kecewa ! “
“ Aku mau ! “
Kata
Rowi mendorong pundak Mahone perlahan.
“ Kita Prince, harus tepati janji ! “
“ Aku tidak berjanji ! “
“ Kamu berjanji bersamaku kemarin. “
Kata
Mahone dengan suara sedikit keras.
“ Pangeran Phillip yang pemberani tak pernah
melanggar janji. “
“ Aku Jack Frost sekarang ! “
“ Tidak, kamu Prince Phillip dan aku adalah Prince
Florian !
Beberapa
orang yang melintas tampak menahan tawa mereka mendengar kedua anak yang seperti
bayangan dalam cermin tampak berdebat
“ Ssst ! “
Sassy
meminta keduanya untuk tenang.
“ Aku benci pada Rowi ! “
Kata
Mahone berlari dengan marah.
Mahone
dan Rowi meski sering berkompetisi, tapi mereka jarang berkelahi. Sassy berlari
mengejar Mahone sampai Mahone menabrak seorang cowok bermata hijau terang,
dengan rambut kecoklatan, yang membuat Sassy terpaku seketika.
“ Are you okey ? “
Mahone
mengangguk.
“ Kenapa bisa sampai disini ? “
Kata
Sassy kikuk, saat mereka sudah saling menahan keterkejutan
Cowok
itu tersenyum sambil memegangi lehernya
“ Ah, Aku
bersama Oma. Apakah ini salah satu adik kembarmu ? “
Katanya
sambil tersenyum langsung pada Mahone yang masih kagum.
“ Kamu tahu !?”
“ Mami masih sering cerita tentang kalian, maaf soal
Papamu !”
Sassy
tertunduk tak percaya
“ Sudah lama ! “
“ Ya ! “
“ Bekunjung !? “
“ Ya ! pertama kalinya setelah sekian lama ! “
Kata
cowok itu sambil tersenyum.
Mahone
terperangah antara Sassy dengan Cowok jangkung itu bergantian.
“ Sassy... “
Panggil
Mitha mendekat sambil menuntun Rowi yang sedang mengulum lolipop
Sassy
tampak salah tingkah
“ Umm, siapa ? “
Tanya
Mitha menyenggol Sassy.
Sassy
dengan kontras menatap Mitha seketika
Mitha
tampak salah tingkah
“ Ah ! “
Kata
Sassy, menyadari hening di antara mereka.
“ Noah ! “
Kata
Sassy melontarkannya tiba-tiba.
“ Ouh,,, maksudku ! Noah, ini Mitha ! Dan Mitha ini
Noah ! “
Mereka
berjabatan, dan Sassy menjadi agak pathetic, ekspresinya gelisah.
“ Arthur ! “
Sahut
Mahone, mengingat photo yang pernah di lihatnya.
“ HA ! Arthur ! “
Rowi
menanggapi sambil terperangah.
Noah
hanya tersenyum memandang keduanya.